Rabu, 28 Desember 2016

Narasi Museum Ronggowarsito Semarang

NARASI
MUSEUM RONGGOWARSITO SEMARANG
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah    : Islam Budaya Jawa
Dosen Pengampu        : M. Rikza Chamami, M.SI
Oleh:
Danang Abdul Rachmansyah
1403046048

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016


KENANGAN SEJARAH ISLAM DI MUESUM RONGGOWARSITO
Sabtu, 17 Desember 2016, Kunjungan Museum Ronggowarsito sebagai salah satu Museum Budaya yang terdapat di kota Semarang kami lakukan. Berbagai kelas dari beberapa jurusan dari Universitas Islam Negeri Walisongo berkunjung ke Museum tersebut sebagai salah satu bentuk Kuliah Kerja Lapangan, Observasi, serta salah satu syarat Ujian Akhir Semester mata kuliah Islam Budaya Jawa. Dengan membayar Rp.4000 per kepala, kami semua disuguhkan beberapa peninggalan sejarah yang terdapat diNusantara. Ruang pertama yang kami masuki adalah ruang perhiasan, berbagai perhiasan temuan dan pemberian dari zaman dahulu tersusun rapi didalam bilik-bilik kaca sesuai dengan fungsi-fungsi dari perhiasan tersebut, ada yang digunakan sebagai 1). Sarana Upacara Keagamaan (Arca, Keris, Mangkuk, Paku Emas, Mata Uang, dll). 2). Penanda Status Sosial berupa Kalung dan Liontin, dll. Memasuki ruang selanjutnya berupa Pakaian-pakaian, Transportasi, Mata Uang, dll. Beberapa contoh daro pakaian-pakaian seperti Pakaian Pengantin Adat Semarangan (yang merupakan akulturasi dari 3 budaya: Arab, Cina, dan Persia), Pengantin Adat Kudus (yang asesorisnya didominasi oleh simbolisasi dari Islam), Pakaian Pengantin Pekalongan (yang merupakan hasil perpaduan dari Pakaian Adat Budaya Surakarta dan Lokal), Pakaian Adat Surakarta / Beskap (yang merupakan hasil dari desaigner Belanda yang dulunya bernama Beschaafd), dll.
Menaiki lantai selanjutnya, merupakan tempat topeng, wayang, dan alat-alat peraga kebudayaan dan keagamaan, seperti contoh Nini Thowok (yang merupakan seni hiburan yang bersifat magis), Wayang Kaper (wayang yang dibuat dalam ukuran kecil sebagai alat-alat latihan yang dimainkan anak-anak), Wayang Dupara (wayang yang menceritakan kisah perkembangan kerajaan Demak sampai dengan Mataram), Wayang Budha / Wayang Reca (wayang yang menceritakan Kisah Budha), Alat-alat Gamelan, seperti Saron, Gambang, Rebab, dll.
Melangkah keruang selanjutnya, menuju ruang Pusaka, Arsitektur. Beberapa contoh pusaka yang disajikan seperti: Keris Lajer asal Semarang (Keris berbentuk Lajer yang merupakan perpaduan dari seni gaya Surakarta dan lokal, yang terbuat dari Kayu Cendana Wangi), Tombak Daun asal Surakarta (Tombak yang berbentuk Daun Pring), Tombak Budo asal Semarang (Tombak dengan Bilah yang tanggu-nya cukup tua / Budo), dll. Selanjutnya, pemaparan arsitektur-arsitektur seperti makna Masjid Menara Kudus, masjid ini merupakan hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu-Jawa. Masjid ini terlihat seperti sebuah candi, karena waktu Islam masuk pada zaman tersebut, masyarakat dipengaruhi kebudayaan Hindu dan Budha dengan kuatnya. Dengan adanya akulturasi budaya dalam pembuatan Menara Kudus tersebut, masyarakat terdorong untuk menerima agama Islam yang begitu menghargai akan budaya. Selain Masjid Menara Kudus, Masjid Demak juga merupakan hasil akulturasi Islam dan Hindu. Dengan dibuktikan dengan wujud arsitekturnya, bangunan yang runcing ke atas dan atap-atap penopangnya yang begitu kuat dan besar. Uniknya, motif hias yang terdapat pada tiangnya ini diperkirakan berhubungan dengan kerajaan Majapahit. Selain itu, konon katanya masjid ini merupakan tempat berkumpulnya para wali (Wali Songo).
Memasuki ruangan berikutnya, merupakan ruangan sastra, yang didalamnya terdapat beberapa penginggalan islam yang bernuansakan budaya jawa. Seperti contoh, 1). Al-Qur’an Tulisan Tangan Asal Semarang (Al-Qur’an yang merupakan Hibah dari Warga Ringin Telu Semarang dengan menggunakan Tinta Cina, Al-Qur’an tulisan tangan ini dahulunya dimiliki oleh Sumohadi asal Semarang yang dahulunya dipakai oleh Eyangnya dari Pesantren Ki Agung Pandanaran Klaten). 2). Manakib Tulisan Tangan Asal Semarang (Naskah yang berisi tentang cerita atau kisah tokoh agama dan ajaran Islam, yang ditulis menggunakan bahasa arab dengan tinta hitam dan merah). 3). Naskah Tauhid Asal Semarang (Naskah tulisan tangan yang menggunakan bahasa arab dan terdapat terjemahan huruf arab pegon bahasa jawa disetiap hurufnya. Naskah ini berisikan tentang Pengetahuan dan Keislaman.) 4). Naskah Cetakan Asal Pekalongan (Naskah dengan Hurup Jawa Modern yang dibuat dengan cara dicetak dengan menggunakan media kertas pada abad 19) 5). Serat Banyu Urip Asal Surakarta (Naskah tulisan tangan yang menggunakan huruf Jawa modern yang ditulis dengan bentuk huruf agak miring yang menggunakan tinta biru dan merah. Isi dari naskah ini merupakan penjelasan tentang Sifat dan Kehidupan Manusia). 6). Serat Kwaruh Ananing Jagad Asal Surakarta (Naskah yang ditulis dengan tangan menggunakan huruf Jawa Modern yang dikarang oleh DR. J.A.C Demas yang berisi tentang penjelasan sifat dan asal usul terbentuknya bumi, bulan, dan tahun). 7) Serat Tulisan Tangan Asal Surakarta (Naskah yang ditulis menggunakan huruf Jawa Modern dan agak miring. Naskah ini berisikan tentang ajaran Kebaikan), dll.
3 Jam berlalu, hampir seluruh Museum telah kami jelajahi, memang tidak seluruhnya kamu dapat pelajari secara detail. Namun, setidaknya kami dapat beberapa mempelajari peninggalan sejarah dan karya-karya berbasis ke-Islam-an di pulau Jawa. Begitu beragamnya kebudayaan yang ada pada negara kita, karena kebudayaan mencerminkan ciri khas setiap daerah. Dengan adanya koleksi di museum, penulis berharap budaya yang kita miliki dapat dikenang, dijaga dan dikembangkan oleh generasi penerus bangsa.
SEKIAN